Sejarah Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) adalah kisah perjuangan dan kesetiaan, diukir dalam darah dan air mata, untuk membawa cahaya Injil kepada orang-orang Dayak yang masih hidup dalam kegelapan spiritual pada abad ke-19. Terlahir dari semangat misionaris dari Eropa, GKE telah melalui berbagai periode yang penuh tantangan, namun tetap teguh dalam misinya untuk menyebarkan pesan kasih dan pengharapan.
Periode I: Perintisan oleh Misionaris (1835 – 1920)
Pada awalnya, dua misionaris dari Rheinische Missionsgezelschaft zu Barmen (RMG), Barnstein dan Heyer, diberangkatkan ke Kalimantan dengan tujuan membawa Injil kepada orang-orang Dayak. Meskipun menghadapi berbagai kesulitan dan bahaya, mereka bersama missionaris lainnya gigih membuka stasi-stasi pangkalan PI di berbagai wilayah Kalimantan Tengah. Pembentukan stasi-stasi ini menjadi titik awal penyebaran ajaran Injil, disertai dengan usaha-usaha pendidikan dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Namun, perjalanan tidak selalu mulus. Pada 1859, pemberontakan Hidayat dari Kesultanan Banjarmasin mengakibatkan kerugian besar bagi pihak Belanda dan para misionaris. Meskipun demikian, setelah masa pemberontakan berlalu, pekabaran Injil kembali dilanjutkan dengan semangat baru.
Periode II: Peralihan Zending (1920 – 1935)
Pada tahun 1920, Basler Misssionsgezellschaft (BM) mengambil alih pelaksanaan PI di Kalimantan dari RMG. Usaha pertama BM adalah memperkuat stasi-stasi yang sudah ada dan memperluas kehadiran gereja di Kalimantan. Melalui berbagai pertemuan gerejawi, persiapan untuk membentuk jemaat-jemaat yang mandiri semakin matang.
Periode III: Lahirnya Gereja Dayak (1935 – 1945)
Pada April 1935, melalui persidangan Sinode Umum di Kuala Kapuas, Gereja Dayak Evangelis (GDE) secara resmi didirikan. Periode ini ditandai dengan pertobatan besar-besaran di kalangan suku Dayak, yang ditandai dengan pengangkatan lima pendeta Dayak pertama. Meskipun menghadapi tantangan Perang Dunia II, GDE tetap berjuang mempertahankan eksistensinya.
Periode IV: Perubahan Nama Gereja (1945 – 1960)
Seiring dengan berkembangnya kesadaran oikumenis, GDE memutuskan untuk mengubah namanya menjadi Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) pada tahun 1950. GKE mulai memperluas wilayah pelayanannya ke seluruh Kalimantan, menjangkau semua suku bangsa yang ada di sana.
Membawa Cahaya Injil ke Setiap Sudut Kalimantan
Sejarah GKE adalah bukti nyata kesetiaan dan komitmen dalam membawa pesan kasih dan pengharapan kepada seluruh masyarakat Kalimantan, tanpa memandang suku, ras, atau agama. Melalui perjalanan yang penuh perjuangan dan pengorbanan, GKE terus berdiri kokoh sebagai saksi cinta Tuhan di bumi Kalimantan, mengabarkan keselamatan dan damai sejahtera kepada semua umat manusia.
Sebagai generasi penerus, mari kita teruskan warisan mulia ini, memperjuangkan kasih dan keadilan, serta menjadi terang yang menyinari dunia di sekitar kita. Sejarah GKE adalah cerminan dari kekuatan iman dan tekad yang tak tergoyahkan, yang menginspirasi kita untuk terus bergerak maju dalam mengabdi kepada Tuhan dan sesama.