Tjilik Riwut, seorang pahlawan nasional dari Kalimantan Tengah, lahir pada 18 Februari 1918 di Kasongan, Kabupaten Katingan. Berakar dalam Suku Dayak Ngaju, Tjilik tumbuh dan dibesarkan di tengah-tengah keindahan alam Kalimantan. Identitasnya sebagai “orang hutan” selalu dijunjung tinggi, mencerminkan cintanya pada alam dan budaya leluhurnya.
Dalam masa mudanya, Tjilik mengelilingi Pulau Kalimantan tiga kali hanya dengan berjalan kaki, menggunakan perahu, dan rakit. Dedikasi pada petualangan dan kecintaannya pada lingkungan sekitar membentuk jiwa petualangnya. Meskipun begitu, pendidikan formal juga menjadi bagian penting dalam hidupnya. Setelah menyelesaikan sekolah dasar di kota kelahirannya, Tjilik melanjutkan pendidikannya di Sekolah Perawat di Purwakarta dan Bandung sebelum bergabung dengan Akademi Angkatan Udara pada tahun 1945. Kemudian, ia berdinas di TNI-AU di unit Korps Pasukan Khas, mencapai pangkat terakhirnya sebagai Marsekal Pertama.
Namun, kehidupan Tjilik tidak hanya tentang karir militer. Ia juga dikenal sebagai salah satu anggota KNIP yang perjuangannya melampaui batas suku untuk memperjuangkan bangsa. Salah satu pemikiran yang relevan hingga saat ini adalah tentang pembangunan berkelanjutan di Kalimantan. Gagasan-gagasannya telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak akademisi yang ingin memahami kehidupan suku Dayak.
Semangatnya untuk mempertahankan kesatuan NKRI tidak pernah luntur. Pada tahun 1945, Tjilik mewakili 142 komunitas suku Dayak untuk mendukung NKRI. Keberpihakannya pada kearifan lokal suku Dayak juga menjadi bagian tak terpisahkan dari perjuangannya.
Jejak Tjilik dalam sejarah tidak hanya terbatas pada dunia militer. Operasi penerjunan pasukan payung di Desa Sambi, Kotawaringin Barat pada tahun 1947 menjadi salah satu momen bersejarah yang menandai keberaniannya. Hari itu kemudian ditetapkan sebagai Hari Pasukan Khas TNI Angkatan Udara. Melalui buku-buku sejarah dan penuturan para saksi, generasi muda diharapkan dapat meneladani semangat dan kiprah luar biasa Tjilik Riwut.
Tjilik Riwut bukan hanya seorang inspirator; ia juga meninggalkan warisan berharga bagi generasi selanjutnya. Pemuda-pemudi di Kalimantan Tengah dan seluruh Indonesia harus mengambil contoh dari perjuangannya dalam memajukan NKRI serta memegang teguh nilai-nilai adat dan kearifan lokal. Dengan demikian, semangat Tjilik Riwut akan terus hidup dan menginspirasi generasi-generasi mendatang untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan negara.